Kenapa saya pake Vim? Jujur saja, alasan utama yang mendorong saya untuk nekat pake Vim adalah kesan keren yang ada pada Vim saat pertama kali melihatnya (see? Cinta pada pandangan pertama benar-benar ada): ngetik di terminal! Bayangin perasaan seorang pemuda yang sedang dalam umur yang bisa dibilang kurang stabil pada waktu itu, diberi pemandangan yang baginya "wah". Ngetik dalam lingkungan hitam putih memberi kesan bahwa penggunanya seorang expert di dunia beginian walaupun aslinya juga belum bisa apa-apa (seperti saya). Tapi semakin sering digunakan, ternyata Vim memberi kesan berbeda dengan text editor lain yang pernah saya coba (selain kesan heker tentunya). Walaupun butuh waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya, tapi waktu yang dihabiskan untuk membiasakan diri dengan lingkungan Vim saya rasa tidak sia-sia.
Vim Tutor
Vim tutor adalah fasilitas yang disediakan Vim untuk para pemula mempelajari perintah-perintah dasar Vim. Untuk memulai Vim Tutor, eksekusi perintah vimtutor di terminal atau jalankan GVimtutor. File yang otomatis terbuka saat menjalankan Vim Tutor berisi instruksi-instruksi yang menjelaskan dasar-dasar penggunaan Vim yang disertai beberapa baris yang bisa dijadikan tempat untuk mengeksekusi instruksi-instruksi yang ada. Di sana bisa dipelajari bagaimana menggunakan hjkl sebagai pengganti arrow keys yang ada pada keyboard untuk memindahkan kursor. Vim Tutor juga akan memberi gambaran tentang Vim yang mempunyai mode insert dan normal, dan beberapa pelajaran ringan lainnya.
Tapi tidak semua instalasi Vim biasanya disertai dengan Vimtutor. Apalagi dengan standar setiap distribusi Linux yang berbeda-beda. Bisa jadi pada satu distribusi sudah terpasang dan pada distribusi lain butuh sedikit perjuangan.
Sekedar tulisan singkat pengenalan Vim. Sekalian buat isi-isi blog :D